Rabu, 11 Februari 2009

Sejarah Arsitektur

1 komentar

Sejarah arsitektur melacak perubahan pada sejarah arsitektur melalui berbagai negara-negara dan waktu.

1. Arsitektur Prasejarah

Arsitektur Neolithic









Gambar 1.1 Penggalian bekas pemukiman di Skara Brae

Arsitektur Neolithic adalah arsitektur dari periode Neolithic. Di Southwest Asia, kultur Neolithic nampak setelah 10000 BC, pada awalnya di Levant ( Pre-Pottery Neolithic A) dan Pre-Pottery Neolithic B) dan dari sana menyebar ke arah timur dan arah barat. Ada awal kultur Neolithic di Southeast Anatolia, Iraq dan Syria pada 8000 BC, dan masyarakat memproduksi-makanan yang pertama nampak di Europe bagian tenggara pada 7000 BC, dan Central Europe pada 5500 BC yang mana paling awal budaya kompleks meliputi Starčevo-Koros (Cris), Linearbandkeramic, dan Vinca). Dengan perkecualian yang sangat kecil ( beberapa tombak dan kampak tembaga terdapat di daerah Great Lake), masyarakat Amerika dan Pacific meninggalkan budaya Neolitic setelah mendapatkan kontak dari eropa

Orang-Orang neolithic di Levant, Anatolia, Syria, Asia Tengah dan Mesopotamia utara adalah para pembangun besar, mereka memanfaatkan batu bata-lumpur untuk membangun desa dan rumah. Pada Çatalhöyük, rumah diplester dan dicat dengan pemandangan yang rumit tentang binatang dan manusia. Di Eropa, rumah panjang dibangun dari konstruksi lumuran dan anyaman dahan kayu. Pusara yang besar untuk orang mati juga dibangun. Pusara ini terutama banyak sekali terdapat di Irlandia, keberadaannya berjumlah ribuan. Orang-Orang Neolithic di British Isles membangun long barrows dan kamar mayat untuk kematian mereka causewayed camps, henges flint mines dan monumen terkutuk.

2.Arsitektur Mesir Masa Lampau











Gambar 2.2 Dekorasi langit-langit di aula Medinet Habu,dimana terdapat deretan tiang bulat- sebuah contoh dari Arsitektur mesir masa lampau

Pada awalnya, ras manusia melihat dunia secara keseluruhan penuh dengan para dewa, minuman keras dan roh. Jalan di mana orang-orang mencapai kata mufakat dengan lingkungan dekat mereka adalah dengan didasarkan pada kemahakuasaan dari Dewa. Banyak aspek dari kehidupan yang sehari-hari dilaksanakan berkenaan dengan gagasan untuk ilahi atau hal-hal yang gaib dan jalan itu hadir di dalam siklus kematian dari generasi, tahun, musim, hari dan malam. Panen sebagai contoh dilihat seperti kebaikan dari dewa kesuburan.

Demikian pula,pendirian dan perintah dari kota dan bangunan terpenting dari kota tersebut ( kuil atau istana) dijalankan oleh para imam atau bahkan penguasa dan pembangunan konstruksinya di iringi oleh upacara agama yang bermaksud agar aktifitas manusia mendapatkan berkah dari yang ilahi.

Arsitektur Mesir masa lampau dikarakterisasikan oleh ketegangan antara dunia kematian yang ilahi dan kehidupan abadi. Kota akan dipengaruhi oleh kesucian alam luar dan kuil atau istana akan bertindak sebagai rumah Tuhan. Arsitek,menjadi imam atau raja adalah bukan yang penting; mereka hanya bagian dari tradisi yang berkelanjutan

3. Arsitektur Roma















Gambar 3.1 Saluran Air Segovia

Penggunaan dari bangunan lengkung Roma dan peningkatan mereka pada penggunaan beton memudahkan pembangunan saluran air sepanjang wilayah kerajaan, yang sangat bagus seperti Aqueduct Segovia dan sebelas saluran air di Roma, seperti Anio Novus dan Aqua Claudia. Pengizinan konstruksi langit-langit kubah yang melengkung dan memungkinkan menutupi ruang terbuka seperti pemandian umum dan basilika. Orang-Orang Roma mendasarkan banyak bangunan arsitektur mereka pada bentuk kubah, seperti Hadrian's Pantheon di kota Roma, dan Pemandian di Diocletian












Gambar 3.2 Sisa dari Pemandian di Diocletian, Roma. Sketsa dibuat oleh Etienne_Du_Pérac pada abad ke 16

Sejarawan seni seperti Gottfried Richter pada abad ke 20 di kenali sebagai arsitektur inovasi roma dari Triumphal Arch dan bisa kita lihat dari bagaimana simbol dari bumi diubah dan dimanfaatkan di dalam basilika Kristen ketika Kerajaan Romawi dari Barat hampir tidak berguna lagi. Bangunan lengkung menyajikan altar untuk menandakan kemenangan dari Kristus dan kehidupan setelahnya. Bangunan lengkung juga terdapat pada saluran air yang mengesankan mereka yang lihat bahwa bangunan lengkung berjaya pada zaman itu, terutama karena banyak nyawa orang terselamatkan contoh, seperti Pont du Gard, saluran air pada Segovia dan sisa Aqueducts dari Roma sendiri. Perjuangan mereka adalah kesaksian bagi apa yang mereka desain dan bahan-bahan yang mereka gunakan.

4. Arsitektur Afrika












Gambar 4.1 Menara yang berbentuk kerucut di dalam Great Enclosure di Great Zimbabwe, suatu kota pertengahan Afrika yang dibangun oleh suatu kultur yang makmur

Awal Arsitektur Afrika terdiri atas prestasi dari orang mesir masa lampau. Great Zimbabwe adalah kota paling besar di pertengahan di sub-Saharan Afrika. Pada akhir abad ke 19, kebanyakan bangunan bercerminkan gaya fashionabel ekletik Eropa yang modern dan Mediterania lampau, atau bahkan gaya eropa Utara. Di daerah Western Sahel, pengaruh Islam adalah suatu faktor penyokong utama ke pengembangan arsitektural dimulai pada saat kerajaan Ghana.

Di Kumbi Saleh, penduduk lokal bertempat tinggal di domed-shaped bagian dari kota raja, yang dikeleilingi oleh tanah berpagar yang luas.Pedagang tinggal di dalam rumah batu dalam suatu bagian kawasan yang memiliki 12 mesjid yang indah, seperti diuraikan oleh al-bakri, dengan seseorang yang tengah shalat jumat. Raja mengatakan bahwa dia sudah memiliki beberapa mansion, salah satu dari beberapa mansion itu mempunyai tinggi enampuluh kaki, duapuluh empat kaki lebarnya, berisi tujuh ruang, dengan dua tingkat bangunan dan mempunyai suatu tangga dalam rumah; dengan kamar dan dinding yang diisi dengan pahatan dan lukisan.

Arsitektur Sahelian pada awalnya tumbuh dari dua kota yaitu Djenné dan Timbuktu. Mesjid Sankore di Timbuktu, dibangun dari lumpur dalam kayu, gaya ini serupa dengan gaya Masjid Djenné. Kebangkitan dari kerajaan di Afrika Barat terletak di sepanjang daerah pesisir pantai Afrika dengan gaya arsitektur pribumi, memanfaatkan kayu. Benin City yang terkenal, yang dibinasakan oleh Punitive Expedition, adalah suatu kompleks besar perumahan yang terbuat dari lumpur, dengan atap sirap dan daun palm. Istana mempunyai suatu rangkaian ruang upacara dan telah didekorasi dengan bahan kuningan.

5. Arsitektur China











Gambar 5.1 Di dalam Forbidden City- suatu contoh dari arsitektur Cina pada abad ke 15

Dari zaman neolitihic era Longshan Kultur dan zaman Bronze Age era Erlitou kultur, perbentengan bumi paling awal yang telah hancur,dengan bukti dari arsitektur kayu. Reruntuhan di bawah tanah istana Yinxu, yang apabila kita lihat waktunya bersal dari dinasti Shang (c. 1600 BC-1046 BC). Di Negeri China yang bersejarah, penekanan arsitektural diletakkan pada poros horisontal, khususnya konstruksi dari suatu platform yang berat dan suatu atap yang besar yang terkesan mengapung di atas dasar bangunan tersebut, dengan dinding yang vertikal yang kurang tegas.

Membandingkan arsitektur barat, yang berkembang ke arah kedalaman dan tingginya. arsitektur Cina menekankan dampak yang visuil dari lebar dari bangunan tersebut. Penyimpangan dari standard ini adalah arsitektur menara dari tradisi Cina, yang dimulai sebagai tradisi penduduk pribumi china dan secepatnya dipengaruhi oleh aliran Budha untuk membangun bangunan religius Budha, sutras - stupa - yang datang dari India.

Model Pusara Cina masa lampau disajikan dari berbagai cerita menara dan menara pengawas masa lampau, tercatat pada dinasti Han ( 202 BC-220 AD). Bagaimanapun, pagoda Cina Budha yang paling awal, yang masih ada adalah Pagoda Songyue, 40 m ( 131 kaki) menara batu bata jangkung melingkar dibangun di provinsi Henan pada tahun 523 AD. Dari abad ke 6, struktur didasarkan pada batu, batu menjadi lebih umum, selagi masa paling awal bangunan di China adalah dari batu dan bata melengkung baru ditemukan pada pusara Dinasti Han. Jembatan Zhaozhou dibangun pada tahun 595 sampai 605 AD adalah jembatan baru China yang paling tua yang masih ada, seperti halnya bangunan paling tua dunia lainnya secara penuh jembatan ini terbuat dari batu dengan sistem open-spandrel bagian dari jembatan melengkung.



















Gambar 5.2 Iron Pagoda dari Kaifeng, yang dibangun pada tahun 1049 sepanjang Dinasti Song.

Jurusan perdagangan arsitek, ahli pertukangan, dan insinyur bukan kalangan orang terhormat di masyarakat Cina premodern tetapi sebagai sarjana birokrasi yang mengambil tindakan ke dalam pemerintahan dengan cara sistem pengujian yang diadakan oleh seluruh departemen negara. Sebagian besar pengetahuan tentang awal arsitektur Cina diteruskan dari satu pedagang kepada putranya atau muridnya. Bagaimanapun, ada beberapa awal acuan arsitektur di Negeri China, dengan informasi seperti ensiklopedi pada penanggalan arsitektur di Dinasti Han. Tingginya tradisi Arsitektur Cina klasik di dalam menulis dan ilustrasi dapat ditemukan di Yingzao Fashi, suatu bangunan manual yang ditulis pada tahun 1100 dan diterbitkan oleh Lie Jie ( 1065-1110) pada tahun 1103. Di dalamnya ada banyak diagram dan ilustrasi yang sangat teliti yang mempertunjukkan perakitan dari hall dan komponen bangunannya, seperti halnya jenis penggolongan struktur dan komponen bangunan.

Ada permintaan bangunan Arsitektur tertentu yang dipesan semata-mata dibangun untuk Penguasa Negeri China. Salah satu contoh adalah penggunaan dari pekerjaan ubin atap berwarna kuning; kuning memiliki makna penguasa, pengecatan ubin atap berwarna kuning masih menghiasi kebanyakan dari bangunan di dalam Forbidden City. Kuil Surga,menggunakan atap berwarna biru untuk menandakan langit. Bentuk atap selalu saja kurung, yang juga merupakan bagian paling terbesar dalam bangunan religius cina. Kolom bangunan terbuat dari kayu, seperti halnya permukaan dinding, cenderung berwarna merah.

Zaman sekarang arsitektur Cina kebanyakan mengikuti gaya post modern dan gaya barat

NB : maaf lagi:) masih bersambung ..... belum selesai jadii.. harap tunggu posting berikutnya sekitar paling lambat seminggu...di hitung dari hari ini. saya sibuk mencari bahan buat TUGAS AKHIR. terima kasih bagi yang bisa membantu mengusulkan judul yang tepat buat T.A saya. silahkan tulis di shoutbox. mohon bantuannya

Minggu, 08 Februari 2009

ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG

0 komentar











(Gambar 1.1)
Fasad rumah tradisional dengan bangku duduk yang didominasi bahan kayu serta pintu geser arah horizontal dan vertikal dari kayu.

Zaman Edo berlangsung sekitar tahun 1600–1868 ketika Jepang di bawah pemerintahan Sogun menutup pengaruh dan hubungannya dengan dunia Barat. Keputusan itu tercermin pada pola perkembangan kota kecil di sepanjang jalur Nakasendo, salah satu di antaranya dapat dilihat di desa kuno Tsumago yang bangunan rumah tinggalnya tampak jelas didominasi corak arsitektur tradisional Jepang gaya Edo.
Beberapa jalan kecil berupa gang juga sangat menarik diikuti karena dari jalan kecil tersebut kita dapat melihat taman gaya Jepang di area halaman belakang dan depan rumah. Taman yang dilengkapi kolam batu alam dilengkapi bonsai, pancuran air dari bambu, dan kerajinan bambu lain menambah daya tarik kawasan ini.













(Gambar 1.2)
Rumah tradisional Jepang berbahan kayu dan atap ditindih batu dengan aksesori fasade khas Jepang

Kebanyakan bangunan utama di kawasan ini terbuat dari papan yang bila kita lihat lebih jauh menunjukkan kedekatan kehidupan Tsumago dengan pertanian, perdagangan, dan bisnis jasa yang menjadi mata pencarian utama penduduk pada masa Sogun.

Atap yang ditindih batu untuk menahan agar tidak terbang tertiup angin dengan talang air pada sisi atap dan menyalurkan air ke tanah yang terbuat dari bambu juga menunjukkan kecerdikan dan pemikiran unsur teknis tukang bangunan masa Edo. Ruangan dengan lantai tanah, tatami, dan fondasi batu alam yang ditindih bangunan bahan kayu menjadi salah satu ciri khusus.
Dengan struktur bangunan kayu berpintu geser dengan teralis kayu horizontal dan vertikal memperlihatkan gaya arsitektur tradisional jepang kuno. (gambar 1.3)













(gambar 1.3)
Tidak hanya citranya, tetapi konstruksinya pun sederhana sekali “ semakin sedikit, semakin baik”. Prinsip ini sudah diambil alih dalam seni arsitektur internasional.

INTERIOR RUMAH TRADISIONAL JEPANG

Sudah sejak abad ke 18 masyrakat Barat yang sudah diresapi citarasa matematika dan penalaran segala bidang kehidupan menemukan jepang sebagai negeri selera ningrat dan citarasa yang sangat cocok dengan dambaan manusia kebudayan industri yakni perpaduan antara yang eksak matematis dan yang menumbuhkan haru pada segala yang indah. Maka garis-garis dan kepolosan dinding-dinding geometrik yang menandai seluruh arsitektur jepang mereka jadikan contoh ekspresi. (lihat gambar 1.4)

















(Gambar 1.4)
Interior dan pemilihan bahan rumah Jepang Tradisional ini pun masih sama napas cita rasanya. Dinding-dinding tipis, nyaris tidak bermateri (kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan). Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju,tetapi sikap Shinto satu dengan alam tetap dimenangkan.

Melalui gambar ini dan seterusnya kita dapat mempelajari dampak dan hikam akrsitekutur tradisional Jepang yang kontemporer secara lebih terperinci. Tampaklah betapa sangat mungkinlah modernisasi dengan bahasa kontemporer, tanpa meninggalkan kekhasan pribadi pribumi.

Maka perhatikan gambar 1.5 dalam pasal 9 dari arsitektur modern tahun-tahun 20-30an. Tampaklah ciri ke Jepangan pada bangunan dan perabot rumah itu. Lihat gambar (1.5)












(gambar 1.5)
Citarasa kepolosan dan kesederhanaan yang bernapas Shinto itu lebih meluas lagi sesudah Perang Dunia II, yang ternyata sedambaan dengan citarasa menusia yang baru saja dianiaya oleh wabah bahasa Meriam dan bom dunia industri. Di sini selera dan citra arjuna sangatlah jelas.

Perhatikan dinding-dinding, lantai dan langit-langit. Semua serba bidang polos, dapat dikatakan tanpa hiasan apapun. Satu-satunya “hiasan” hanyalah permainan garis-garis lurus dan bidang-bidang murni. Ditambah gambar bergaya sangat hekmat goresan, kaligrafi sajak satu saja di ruang utama dengan tokonominya. (lihat gambar 1.6)






















(gambar 1.6)
Dalam ruang utama, tempat penerimaan tamu, dibuat panggung kecil yang berdinding mundur sebagai tempat keramat, suatu fokus, tempat orientasi diri psikologis dalam rumah, yang disebut tokonoma. Kadang-kadang lukisan diganti dengan yang lain, atau dipajang satu syair dengan seni kaligrafi indah, demi percakapan tenbtang puisi atau tukar-menukar kearifan, pengetahuan budaya.























(gambar 1.7)
Ruang Panti minum Bosen , dari biara Kohoran. Lihatlah bagaimana sekian unsur kontras bermain dalam melodi tesa-antitesa-sintesa:
1. Luar dan Dalam.
2. Garis bidang geometrik lurus-datar-ketat dan bentuk-bentuk organik luwes.
3. kebersihan polos netral warna di dalam dan yang serba variasi warna-warni di luar.
























(Gambar 1.8)
Denah Rumah tradisional Jepang dengan pembagian ruang yang berbentuk sederhana yaitu kotak atau persegi. Manusia modern abad ke 20 memang sedang gandrung pada segala hal yang geometris. Tetapi geometriks yang menyentuh kalbu hati. Dan apa yang menjadi kenyataan budaya arsitektur dari seorang tokoh dan perintis arsitektur modern, Mies Van der Rohe? Mies van der Rohe merumuskannya demikian: “semakin sedikit semakin baik”. Tetapi perumusan yang menjadi tersohor itu praktis sudah dikerjakan berabad-abad oleh orang-orang yang berjiwa Shinto dan Budha Zen.